Disusun
Oleh:
Hana
‘Ainul
Mardiyah
1516210174
Dosen
Pengampu
Drs.
H. Rizkan A. Rahman, M. Pd
PROGRAM
STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH & TADRIS
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada
Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik
dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Abilitas
Guru” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan semaksimal
mungkin. Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati,
saya selaku penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk para pendidik yang
lainnya.
Bengkulu, 30 Desember 2017
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................
1
C. Kegunuaan
Penulis...........................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keterampilan Mengajar
Guru......................................................... 2
B. Macam-Macam
Keterampilan Mengajar (Abilitas Guru)..................................
2
1 Keterampilan
Bertanya.....................................................................................
2
2. Keterampilan
memberi Penguat (Reinforcement Skills)....................................
4
3. Keterampilan
Menggunakan Variasi (Variation skills).....................................
5
4. Keterampilan
Menjelaskan
...............................................................................
7
BAB
III PEMBAHASAN
5. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran ............................................. 8
6. Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil...................................... 8
7. Keterampilan
Mengelola
Kelas.........................................................................
9
8 Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil & Perorangan................................ 10
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................
12
B. Saran
............................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Melaksanakan proses belajar mengajar
merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini
kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus
dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan
belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu
perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini di samping pengetahuan
teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran
dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan
alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai
hasil belajar siswa. Selain itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif
diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini
membelajarkan (abilitas guru).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Pengertian Keterampilan Mengajar Guru ?
2. Apa saja Macam-Macam Keterampilan Mengajar (Abilitas
Guru) ?
C.
Kegunaan
Penulisan
Adapun kegunaan penulisan adalah agar calon/pendidik
dapat lebih memaparkan tentang beberapa keterampilan (Abilitas) yang harus
dimiliki seorang calon/pendidik untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang
kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan
yaitu keterampilan mengajar (abilitas guru). Abilitas dapat dipandang
sebagai suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan
mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks
karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan
mengajar adalah “melatih”. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada
seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di
Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of
learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses
belajar. [1]
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang
dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat
kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman
seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
B. Macam-Macam Keterampilan Mengajar
(Abilitas Guru)
Secara aplikatif, abilitas seorang guru
dapat terindikasi melalui delapan keterampilan mengajar atau teaching
skill. Oleh karena itu, guru harus menguasai delapan keterampilan mengajar,
yaitu:
1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah suatu
pengajaran itu sendiri. Sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu
melibatkan/menggunakan tanya jawab. Keterampilan bertanya merupakan
keterampilan yang digunakanuntuk mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain.
Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan
melalui pertanyaan. Berdasarkan pengertian keterampilan bertanya bahwasaanya
pertanyaan yang baik akan menuntun kita pada jawaban yang sesungguhnya.
Demikian juga sebaliknya pertanyaan yang jelek akan menjauhkan kita dari
jawaban yang memuasakan. Hal semacam ini disebut dengan istilah question
is knowlegde, pengetahuan di bagun dari rasa ingin tahu manusia yang
berwujud pertanyaan.
Guru harus menciptakan kegiatan bertanya.
Guru juga harus melakukan berbagai macam cara dan pendekatan agar peserta didik
mau menjawab pertanyaan guru. Kegiatan ini jangan di lakukan hanya searah
melaikan multi arah antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik
dengan peserta didik.
Terdapat berbagai tujuan yang menyebabkan
guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik di kelas antara lain:
1. Mengembangkan pendekatan cara belajar siswa aktif,
sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi aktif siswa selama
proses pembelajaran berlangsung;
2. Menimbulkan keingintahuan sehingga dapat membangkitkan
minat dan perhatian siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau
dibicarakan;
3. Merangsang fungsi fikir dengan cara mengembangkan pola
pikir dan cara berfikir aktif dari siswa, karena kegiatan berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah kegiatan bertanya untuk mencari jawaban sehingga
menghasilkan buah pikiran dari seseorang; dan lain sebagainya.
Agar tujuan pemberian pertanyaan kepada
peserta didik dapat dicapai, guru harus bersikap ramah. Sikap ramah guru
ditunjukkan dalam penampilan melalui gaya mengajar, suara, ekspresi wajah, dan
gerakan badan. Selain itu pertanyaan yang baik akan menunjang tercapainya
tujuan sebuah pertanyaan.
Dalam pembelajaran, ada macam-macam jenis
pertanyaan yang dapat digunakan guru. Berdasarkan maksud pertanyaan yang
diajukan ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan
tugas pembelajaran, yaitu: (1) pertanyaan permintaan; (2) pertanyaan
mengarahkan; (3) pertanyaan yang bersifat menggali; (4) pertanyaan retoris.
Selain itu ada juga pertanyaan inventori yang terdiri atas 3 jenis, yaitu: (1)
pertanyaan mengungkapkan perasaan; (2) pertanyaan yang mengiring siswa untuk
mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatan; (3) pertanyaan
yang mengiring siswa untuk mengidentifikasi akibat-akibat dari perasaan,
pikiran, dan perbuatan.
Berdasarkan variasi pertanyaan yang akan
diajukan, keterampilan bertanya dapat digolongkan kedalam dua bentuk
pertanyaan, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjutan. Keterampilan bertanya dasar ialah kemampuan guru dalam mengajukan
pertanyaan untuk mengetahui daya ingat peserta didik. Sedangkan keterampilan
bertanya lanjutan ialah kemampuan bertanya seorang guru dalam pembelajran untuk
mengetahui kemampuan berfikir peserta didik yang lebih komplek.[2]
2. Keterampilan memberi Penguat (Reinforcement
Skills)
Penguat ialah respon positif dalam
pembelajaran yang diberikan guru terhadap prilaku peserta didik yang positif
dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan prilaku tersebut. Dapat diartikan
pula penguat ialah respon terhadap suatu tingkah laku yang sengaja diberikan
agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali.
Adapun tujuan menggunakan penguat adalah:
1.
· Meningkatkan
perhatian siswa dalam proses belajar;
2.
· Membangkitkan,
memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswa;
3.
· Mengarahkan
pengembangan berfikir siswa ke arah berfikir divergen;
4.
· Mengatur
dan mengembangkan diri anak dalam proses belajar;
Mengendalikan serta memodifikasi tingkah
laku siswa yang kurang positif dan mendorong munculnya tingkah laku yang
produktif.
Dalam memberikan penguat, dapat dilakukan
dalam bentuk verbal dan nonverbal. Secara verbal, penguat diberikan dengan
menggunakan bahasa lisan. Secara nonverbal. Penguat diberikan dengan cara
memberikan respon dengan bahasa tubuh. Ada bermacam-macam cara yang dapat
digunakan untuk memberikan penguatan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penguat kepada pribadi
tertentu
2.
Penguatan kepada kelompok peserta didik
3.
Pemberian penguatan dengan cara segera
4.
Variasi dalam penggunaanya
Dalam memberikan penguatan, guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya. Prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan guru ialah sebagai berikut:
a. Kehangatan
Penguatan yang diberikan oleh guru harus
penuh dengan kehangatan. Kehangatan dapat ditunjukkan melalui cara bersikap,
tersenyum, melalui suara dan gerak mimik.
b. Antusiasme
Antusiasme merupakan stimulus untuk
meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik. Penguat yang antusiasme akan
menimbulkan kesan sungguh-sungguh dan mantap di hadapan peserta didik.
c. Kebermaknaan
Inti dari kebermaknaan adalahpeserta didik
tahu bahwa dirinya memang layak mendapat penguat karena tingkah laku dan penampilannya
sehingga penguatan tersebut dapat bermakna baginya.
d. Menghindari
penggunaan respons yang negatif
Teguran dan hukuman yang berupa respons
negatif harus dihindari oleh guru. Respon negatif yang bernada hinaan,
sindiran, dan ejekan harus dihindari karena dapat mematahkan semangat peserta
didik.
3. Keterampilan Menggunakan Variasi (Variation
skills)
Keterampilan menggunakan variasi merupakan
keterampilan guru yang sama pentingnya dengan keterampilan lain. Bayangkan saja
apabila guru mengajar dengan nada yang sama (datar) dan berdiri di tempat yang
sama dari awalsampai akhir pengajaran. Tentu akan membosankan dan peserta didik
jadi tidak bersemangat untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memiliki
keterampilan menggunakan variasi da bila perlu terus berlatih menggunakan
variasi yang menarik tetapi efektif.
Variasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
lain dari biasannya. Menvariasi berarti berubah-ubah agar lain dari yang
biasanya.misalnya dengan mengubah-ngubah nada suara, mengganti posisi mengajar,
dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak bosan dan tetap
antusias mengikuti pelajaran. Jadi, makna variasi disini adalah segala tindakan
guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik dan menjaga
perhatian peserta didik.
Mengadakan
variasi memiliki fungsi atau manfaat untuk:
1.
Mengurangi kebosaan siswa dalam mengikuti pelajaran;
2.
Meningkatkan motivasi belajar siswa;
3.
Memacu, mengembangkan, serta mengikat perhatian siswa
pada pelajaran yang sedang
mereka ikuti;
4.
Menumbuh kembangkan perilaku belajar positif pada diri
siswa;
5.
Menumbuhkan prilaku belajar positif pada diri siwa;
6.
Meningkatkan pertisipasi siswa dalam interaksi
kegiatan pembelajaran;
7.
Mempelancar dan menjelaskan komunikasi antara guru
dengan siswa.
Aspek-aspek yang perlu mendapatkan variasi
ialah aspek gaya mengajar, aspek penggunaan alat indra, dan aspek interaksi
pembelajaran. Secara lebih rinci, berikut komponen-komponen variasi menajar.
1. Variasi
Gaya Mengajar
Variasi gaya mengajar mencakup suara guru,
gerak, kesenyapan, perubahan posisi, pemusatan perhatian, dan kontak pandang.
2. Variasi
Penggunaan Alat Indra
Modalitas peserta didik bermacam-macam,
ada yang cenderung memiliki gaya belajar visual, ada yang memiliki gaya belajar
auditorial, dan ada pula yang memiliki gaya belajar kinestetik. Disini dibutuhkan
guru untuk melakukan variasi media pembelajaran agar cenderung media tidak
hanya melayani satu gaya belajar saja. Media pembelajaran yang baik ialah media
pembelajaran yang paling efektif dalam menunjang tujuan pembelajran berdasarkan
gaya belajar peserta didik.
3. Variasi
Interaksi Pembelajaran
Untuk menghindari kebosanan guru hendaknya
menggunakan variasi interaksi dalam pembelajaran. Kombinasi pola iteraksi
pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan karena dapat
mengubah bentuk, kegiatan, atau suasana kelas. Ada 3 macam interaksi, yaitu
gaya interaksi guru-kelompok peserta didik, interaksi guru-peserta didik, dan
interaksi peserta-peserta didik.
Dalam menggunakan variasi guru hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip-prinsip penggunaanya. Berikut
prinsip-prinsipyang dapat menjadi pengangan guru:
1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu
yang relevan dengan tujuan pembelajaran;
2. Variasi diberikan dengan penuh kehangatan dan
antusiasme seorang pendidik;
3. Penerapan kterampilan variasi harus dilakukan secara
wajar dan tidak berlebih-lebihan;
4. Variasi harus digunakan secara lancar dan
berkesinambungan serta fleksibel sehingga tidak merusak suasana kelas;
5. Variasi direncanakan dengan baik. Variasi yang baik
ialah variasi yang dicantumkan secara eksplisit dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4. Keterampilan
Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan
adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri
utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan
Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum,
dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat
pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen
keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen
keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : (1) Merencanakan, mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
(2) Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan
penggunaan balikan.
Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi
peserta didik, berikut beberapa prinsip yang dapat dijadikan pengangan dalam
memberikan penjelasan.
1.
Penjelasan
dapat diberikan pada awal, tengah atau akhir bergantung keperluan, atau dapat
juga diselingi dengan tanya jawab.
2.
Penjelasan
harus relevan dengan tujuan pembelajaran
3.
Penjelasan
diberikan bila ada pertanyaan dari peserta didik atau direncanakan oleh guru
sebelumnya.
4.
Penjelasan
materinya harus bermakna bagai peserta didik dan Penjelasan harus disesuaikan
dengan latar dari kemampuan peserta didik.[3]
BAB
III
PEMBAHASAN
5. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah
usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek
yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran
meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui
berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang
akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan
inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan
mengevaluasi.
Penerapan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran harus dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pembelajaran
bermakna bagi peserta didik. Oleh karena itu, prinsip-prinsip berikut harus di
perhatikan oleh setiap guru.
1. Bermakna;
2. Berurutan dan
berkesinambungan; dan
3. Dilakukan di
setiap awal dan akhir topik.
6. Keterampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing
diskusi
a)
memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
b)
memperluas
masalah atau urutan pendapat
c)
menganalisis
pandangan siswa
d)
meningkatkan
urunan pikir siswa
e)
menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
Agar guru menguasai keterampilan di atas
dengan baik hendaknya guru tidak menyelenggarakan diskusi dengan topik
yang tidak sesuai dengan minat peserta didik dan latar belakang pengetahunnya,
tidak mendominasi pembicaraan dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan
jawaban yang banyak pula, dan berdiskusi secara efektif.
Dalam menerapkan keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil guru dapat memegang prinsip-prinsipnya sebagai berikut:
1. anggota kelompok diskusi memiliki kadar pengetahuan
yang memadai dan merata terkait dengan masalah yang dibahas
2. dilaksanakan pada jenjang kelas yang sudah dimiliki
kemampuan dalam mengungkapkan pendapat secara lisan
3. Topik yang diangkat memang memerlukan pendapat orang
banyak
4. Dilangsungkan dalam suasana yang saling menghormati
5. Direncanakan dengan matang
6. Dipertimbangkan kelemahan dan kekurangan
7. Guru selalu mengawasi jalanya diskusi.
7
Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan
kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah
laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
Secara umum, komponen pengelolahan kelas
terbagi menjadi 2, yaitu komponen yang bersifat preventif dan komponen yang
bersifat kuratif. Komponen yang bersifat preventif ialah komponen yang
berhubungan dengan tindakan penciptaan dan pemeliharaan kondisi optimal.
Keterampilan ini berkaitan degan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan inisiatif dan mengendalikan pelajaran yang meliputi keterampilan
sebagai berikut:
1. Menunjukkan
sikap tanggap
2. Memberika
perhatian kelompok
3. Memusatkan
perhatian kelompok
4. Memberikan
petunjuk yang jelas
5. Menegur
dengan bijaksana
6. Memberikan
penguatan
Sedangkan komponen yang bersifat kuratif
ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan untuk mengembalikan kondisi
belajar menjadi optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru untuk
mengulangi berbagai gangguan yang muncul dari peserta didik. Untuk mengatasi
ada 3 jenis strategi yang dapat digunakan oleh guru, sebagai berikut:
1. Memodifikasi
tingkah laku
2. Pemecahan
masalah kelompok
3. Menemukan dan
mengatasi penyebab timbulnya masalah
Agar kondisi kelas tetap kondusif,
setidaknya ada enam prinsip pengelolahan kelas yang harus diperhatikan guru.
Enam prinsip tersebut yaitu: (1) kehangatan dan antusiasme; (2) menghadirkan
tantangan; (3) membuat variasi mengajar, variasi media, variasi interaksi; (4)
keluwesan tingkah laku guru; (5) memberikan penekanan pada hal-hal yang positif
dan menghindari pemusatan peserta didik pada hal-hal yang negatif; (6)
penanaman nilai disiplin.
8 Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil & Perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara
guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dapat dilakukan dengan:
1.
Mengembangkan
keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat
variasi dalam pemberian tugas.
2.
Membimbing
dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan
interaksi pembelajaran.
3.
Pemberain
tugas yang jelas, menantang dan menarik.
Untuk melakukan pembelajaran perorangan
perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir peserta didik agar apa
yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik.
Setelah menguasai delapan keterampilan
tersebut, guru dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam
mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat
dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat,
penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan
perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan
dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Agar pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan berlangsung efektif, berikut prinsip-prinsipnya yang harus di
perhatikan guru.
a.
Tidak
semua topik dapat dipelajari dengan efektif dalam kegiatan
b.
Kenali
peserta didik secara perorangan
c.
Variasi
pengorganisasian kelas disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kemampuan
peserta didik, fasilitas dan waktu, serta kemampuan guru
d.
Beri
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan keinginannya.
e.
Langkah
pertama yang dilakukan guru adalah mengorganisasiakan peserta didik, menyiapkan
sumber dan alat, serta mengatur ruang dan waktu yang diperlukan
f.
Bimbinglah
peserta didik agar mampu menyelesaikan masalah yang ditemuinya
g.
Akhirilah
dengan kulminasi sehingga peserta didik dapat saling belajar
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen keterampilan yang digunakan oleh
seorang guru untuk mencapai pembelajaran efektif adalah keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing
dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
Ada 8 (delapan) keterampilan
mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran yaitu (1) keterampilan bertanya, (2) keterampilan memberikan
penguatan, (3) keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan,
(5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
(6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
(7) keterampilan mengelola kelas, dan
(8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
B. Saran
Diharapkan setelah menguasai delapan
keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk
mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar.
Keterampilan-keterampilan ini bisa dilatih
dan Semoga penulisan ini dapat memotivasi calon mahasiswa untuk lebih percaya
diri dengan mengeluarkan keterampilan-keterampilan yang ada di dalam dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Arifin, Barnawi .
2012. Etika dan Profesional Kependidikan. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rinike Cipta
[2] Barnawi
dan Muhammad Arifin. Etika dan Profesional Kependidikan.
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hlm 202-208.
[3] Ibid.
Barnawi dan Muhammad Arifin. Hlm 208-225.
[4] https://icrixs.wordpress.com/education/keterampilan-mengajar-guru/
[5] Ibid.
Hlm 233-239.